Kebudayaan Kabuki sudah ada sejak tahun 1603, pertunjukan ini dibawakan oleh wanita bernama Okuni disebuah kuil bernama Kitano Temmangu, Kyoto. Pada awalnya tarian ini dibawakan oleh sekelompok wanita penghibur(Okuni) sedangkan yang dibawakan para pria disebut Wakashu-Kabuki. Seni Kabuki dibawakan dengan kostum mewah dan tata rias wajah yang begitu mencolok dan menarik.
Dalam seni teater Kabuki ini mereka menggunakan berbagai alat musik pengiring, salah satunya yaitu Taiko yang berbentuk seperti gendang, Shamisen merupakan alat musik tradisional yang berbentuk seperti gitar namun hanya memiliki 3 senar dan Tsuzumi berupa gendang yang dipukul dengan tangan. Kabuki juga memiliki musik yang menjadi pengiringnya, musik pengiring yang berada di sisi sebelah kanan panggung disebut Gidayubushi. Musik yang berada disebelah kiri panggung disebut Geza Ongaku dan yang berada di atas panggung disebut Debayashi.
Seni teater Kabuki kini sering kali dibawakan oleh pria dewasa, mengapa demikian karena pada tahun 1629 Keshogunan Tokugawa melarang wanita penghibur untuk membawakan Kabuki dikarenakan melanggar batas moral dan pada tahun 1652 para pria muda juga dilarang membawakannya dikarenakan ketahuan melakukan pelacuran yang terselubung. Kesenian tradisional Kabuki terus berkembang pada zaman Edo dan terus dilestarikan hingga sampai pada zaman ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar